Bertepatan dalam perayaan hari jadi Lamongan yang ke 450 tahun bulan Mei kemarin, Bapak bupati H. Fadeli, SH, MM dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan mengenalkan busana adat Lamongan.
Lalu bagaimana sih busana adat Lamongan tersebut?
(Photo by HumasKabLamongan) |
Busana adat Lamongan ini menggunakan bahan wol untuk atasan laki-laki dan kain broklat untuk atasan perempuan. Untuk warna baik laki-laki maupun perempuan menggunakan warna hitam karena hitam memiliki makna khusus yaitu melambangkan kekuatan, kewibawaan, dan keanggunan.
BUSANA LAKI-LAKI
Busana lelaki berwarna hitam selain bermakna kekuatan, kewibawaan dan keanggunan juga sebagai penghormatan pada Bupati Lamongan yang pertama yakni Ronggohadi. Busana yang sering beliau pakai adalah busana warna hitam. Kancing baju berjumlah lima untuk melambangkan Rukun Islam dan Pancasila.
Busana khas adat Lamongan ini adalah perpaduan sejumlah budaya lokal. Seperti pada bagian depan bawah baju terdapat kowakan (pola pengurangan pada bagian tertentu). Kowakan adalah ciri khas busana adat Lamongan yakni baju adat tambal sewu di Desa Sambilan Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Gulon atau kerahsanghai juga mengadopsi dari baju Tambal Sewu.
Untuk brosnya yaitu menggunakan bros Bunga teratai yang melambangkan kemurnian jiwa, meskipun hidup di air dengan tanah berlumpur tetap mekar dengan cantik. Di waktu malam menguncup, pagi hari mekar terkena sinar matahari.
Celana yang digunakan adalah celana hitam pada umumnya. Jaritnya sebagai sembong adalah batik singomengkok. Panjang sembong adalah 10cm diatas lutut. Model sembong menggunakan wiroan yang berjumlah lima.
Dan alas kaki sebagai pelengkap busana adat khas Lamongan adalah sepatu fantovel warna hitam tanpa tali.
Oh iya untuk laki-laki penutup kepalanya menggunakan udeng. Udeng berasal dari bahasa Jawa, yakni kata mudheng. Dalam bahasa Indonesia mudheng berarti paham. Artinya bahwa manusia harus paham akan tujuan hidup di dunia. Hidup di dunia harus diimbangi ilmu pengetahuan dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar memiliki pemahaman yang kuat. Udeng untuk busana adat khas Lamongan mempunyai perbedaan dengan udeng pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada ukuran, bahan dan motif batik serta bentuk udeng. Ukuran udeng khas Lamongan adalah 117 x 117 cm, sedangkan ukuran udeng pada umumnya, yaitu 115 x 115 cm. Lalu kenapa dipilih ukuran 117 x 117 cm?
Ternyata pemilihan ukuran 117 x 117 cm ini mempunyai makna khusus, tujuh belas dalam bahasa jawa artinya pitulas yang artinya pitulungan dalam bahasa Indonesia artinya pertolongan atau perlindungan. Jadi, selain sebagai mahkota atau kehormatan, udeng dapat dijadikan sebagai pelindung kepala dalam arti sesungguhnya dan pelindung kepala dalam arti kias, yaitu sebagai pelindung terhadap pikiran manusia. Khususnya untuk pria, bahwa seorang laki-laki wajib memiliki pemikiran yang kuat, tenang, berwibawa, dan tetap bijaksana. Bahan yang digunakan udeng adalah batik singomengkok. Tapi motif batik singomengkok untuk udeng berbeda dengan motif batik untuk sembong dan jarit. Di dalam motif batik singomengkok untuk udeng terdapat motif garuda yang berjumlah empat, gambar singo berjumlah empat (dalam bahasa Indonesia singo adalah singa), bunga tanjung, modang dan panjen.
BUSANA PEREMPUAN
Untuk aksesorisnya menggunakan bros model teratai berjuntai dengan motif gunungan yang ada di Sendang Dhuwur.
Bawahan busana khas Lamongan ini adalah jarik yang melambangkan bahwa perempuan harus patuh dan taat pada orangtua maupun suaminya. Jarik juga melambangkan kesucian dan kehormatan perempuan dalam menjaga diri dan keluarganya.
Bahan yang digunakan untuk jarit adalah batik singamengkok.
Wiron dalam jarit berjumlah lima, Jarit utuh untuk busana wanita adat khas Lamongan bahan ukuranya sama dengan bahan sembong.
Untuk jarik ada sedikit perbedaan antara laki-laki dan perempuan, yaitu motif pinggiran panjen terletak di sebelah kiri. Sedangkan pada bahan sembong untuk busana pria, pinggiran panjen terletak pada sebelah kanan.
Untuk model hijab dapat disesuaikan dengan kreasi kebaya tetapi untuk warna menggunakan warna hitam. Sedangkan untuk sanggul menggunakan sanggul pengantin bekasri dengan tujuan untuk pelestarian.
Alas kaki yang digunakan perempuan sangat sederhana yaitu selop tanpa ada batasan penggunaan bahan kulit, beludru ataupun broklat.
Daftar Pustaka
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan
Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar ya...
Agar saya tahu jejak-jejak jari siapa yang bersedia mampir ke blog saya...😄 Terima kasih
Wiron dalam jarit berjumlah lima, Jarit utuh untuk busana wanita adat khas Lamongan bahan ukuranya sama dengan bahan sembong.
Untuk jarik ada sedikit perbedaan antara laki-laki dan perempuan, yaitu motif pinggiran panjen terletak di sebelah kiri. Sedangkan pada bahan sembong untuk busana pria, pinggiran panjen terletak pada sebelah kanan.
Untuk model hijab dapat disesuaikan dengan kreasi kebaya tetapi untuk warna menggunakan warna hitam. Sedangkan untuk sanggul menggunakan sanggul pengantin bekasri dengan tujuan untuk pelestarian.
Alas kaki yang digunakan perempuan sangat sederhana yaitu selop tanpa ada batasan penggunaan bahan kulit, beludru ataupun broklat.
Daftar Pustaka
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan
Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar ya...
Agar saya tahu jejak-jejak jari siapa yang bersedia mampir ke blog saya...😄 Terima kasih
Sebagai putra putri asli lamongan, aq pun ikut merasa bangga kota kita sekarang punya baju adat.
ReplyDeleteIyaa mbak..
DeleteDesain bajunya juga bagus, simple.
Suip. Banyak simbolis di dalamnya, semoga dulor2 tidak sekedar punya, tapi penuhi kelengkapanya yang penuh makna.
ReplyDeleteIya semoga simbolis-simbolis tersebut maknanya sampai pada pemakainya.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOrang Indonesia sangat piawai menciptakan busana dengan simbol penuh filosofi. Batiknya apik yang buat bawahan, kalau yang cowok lebih panjang kayaknya bagus tuh. Aku bisa pakai baju adat ini pas acara ke luar daerah. Lamongan megilan!
ReplyDeleteIyaa mas bagus...
DeleteCoba kalau pas ada event di luar Lamongan bisa tuh pakai pakaian adat..hehe
Hiks terharu, indah sekali kekayaan budaya Indonesia ini 😊
ReplyDeleteSering-seringlah nulis tentang kekayaan Indonesia, Mbak.