Festival "Lamongan Tempoe Doeloe", Bukan Sekedar Lokasi Berswa Foto -
Tanggal 6-7 September
2019, Lamongan kembali mengadakan Festival "Lamongan Tempoe Doeloe"
(LTD) sebagai obat kerinduan bagi para perindu nuansa Jaman Biyen (Jaman dulu).
LTD menyuguhkan budaya, sejarah dan kuliner khas Lamongan jaman dulu. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, festival ini diikuti oleh OPD lingkungan Pemkab,
Perusahaan Swasta, Perbankan dan Komunitas-komunitas. Totalnya ada 66 stand
yang berjejer di sepanjang jalan Lamongrejo.
Setiap peserta
mendapatkan stand dimana di tempat tersebut harus didirikan sebuah rumah,
warung atau bangunan-bangunan khas tempo dulu. Yang pasti identik dengan rumah
bambu, jerami, pawon dan juga tidak lupa jajanan khas tempo dulu seperti
Serabi, Glondongan, Gempo, Plonter dan sebagainya.
Selain bangunan-bangunan yang didesain menyerupai bangunan lawas, terdapat juga barang antik seperti sepeda tua, barang-barang elektronik lawas serta foto-foto jaman dulu.
Yang menjadi pembeda
dengan LTD tahun sebelumnya, kali ini di hari pertama gelaran LTD, para
penunggu stand harus berpakaian ala tempoe doeloe dengan Busana Khas Lamongan
(BKL). Baca juga : Kowakandan Batik Singomengok, Ciri Busana Ada Lamongan
Nah, keunikan-keunikan
khas tempo dulu yang belum pernah dirasakan atau ditemui anak-anak jaman now
itu menjadi daya tarik untuk berswa foto. Deretan stand yang disulap sebagai
bangunan lawas menjadi spot foto para pengunjung dan diabadikan dalam jepretan
kamera. Selfie-selfie untuk memenuhi feed Instagram, Facebook dan media sosial
lainnya. Tapi sebenarnya apa sih sebenarnya tujuan festival tersebut?
Lamongan Tempoe Doeloe
adalah salah satu wujud pelestarian kebudayaan Lamongan jaman dulu agar
anak-anak generasi sekarang mengenal sejarah dan budaya kotanya. Tapi apakah
hanya sekedar mengenal? Sekedar tahu dan mencicipi makanan dan minuman tempo
dulu? Sekedar melihat bagaimana sih bentuk rumah, pakaian dan
peralatan-peralatan tempo dulu? Festival ini harus lebih dari itu semua. Tidak
hanya ajang pameran tempo dulu.
Masyarakat Lamongan harus
mengerti siapa bupati pertama Lamongan, paham sejarah dan situs budaya
Lamongan, kondisi masyarakatnya bagaimana. Dan siapa pahlawan Lamongan yang
berjasa saat jaman penjajahan. Tapi ini jaman sekarang beda dengan dulu, lalu
bagaimana bisa tahu itu semua?
Di era Milenial jaman
sekarang, informasi-informasi mudah didapatkan. Banyak buku-buku tentang
sejarah Lamongan yang bisa dibaca. Ada situs dan tempat-tempat peninggalan
jaman dulu yang bisa dipelajari. Intinya, sebagai generasi sekarang harus
mengenal sejarah Lamongan. Kalau bukan generasi sekarang yang mempelajari dan
melestarikannya, lalu siapa lagi?
Banyak upaya dilakukan
seperti menulis kembali sejarah-sejarah Lamongan serta melestarikan budaya, adat
dan situs peninggalan jaman dulu.
Jadi, jadilah pengunjung
LTD yang cerdas. Jangan rela berdesak-desakan hanya untuk berswa foto dan
mencicipi makanan dan minuman khas tempo dulu tapi cobalah cari cerita di
setiap stand pameran LTD yang ada. Karena di setiap stand menyuguhkan tema
cerita Lamongan tempo dulu yang berbeda-beda.
Oke. Semoga di tahun
depan kita bisa kembali menikmati suasana Festival Lamongan Tempoe Doeloe....
Post a Comment