Sunday 1 October 2023

Cerita Inspiratif Penerima SATU Indonesia Awards, Memanusiakan Manusia Melalui Griya Schizofren

 


Berbicara mengenai kesehatan mental, di Indonesia kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa orang. Stigma negatif yang melekat pada masyarakat menganggap orang dengan masalah kesehatan mental adalah orang gila padahal Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) juga manusia yang ingin dihargai dan dimanusiakan. 

Menurut Kementerian kesehatan RI, Orang Dengan Masalah Kejiwaan yang selanjutnya disingkat ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.

Setiap tahun jumlah ODMK terus bertambah di seluruh dunia. Data World Health Organization (WHO) pada 2001 menyebutkan jumlah ODMK di dunia mencapai sekitar 450 juta orang. Di Indonesia, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional, seperti gangguan kecemasan dan depresi, sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Artinya, dengan jumlah populasi orang dewasa di Indonesia lebih kurang 150 juta, maka terdapat sekitar 17,4 juta penduduk dewasa menjadi ODMK.

Banyak masyarakat yang mengganggap penderita gangguan jiwa adalah aib dan terpinggirkan. Bahkan banyak masyarakat yang memperlakukan mereka secara tidak manusiawi, seperti dikandangi, ditelantarkan hingga dipasung oleh keluarganya sendiri. Saat ini banyak sekali pegiat atau komunitas-komunitas yang peduli dengan ODMK seperti Triana Rahmawati yang membangun interaksi sosial dengan ODMK sejak 10 Oktober 2012. Triana menggagas sebuah rumah singgah bertajuk Griya Schizofren.


Bangun Asa Kemanusiaan dalam Griya Schizofren 

Griya Schizofren

"Hidup sekali lantas mati tapi berarti" -Triana Rahmawati-

Menjadi berarti bagi Triana Rahmawati pendiri Griya Schizofren adalah bermanfaat bagi orang lain. Melalui Griya Schizofren inilah Triana berbagi manfaat bagi penderita Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Tria panggilan akrabnya menganggap bahwa orang yang mengalami masalah kejiwaan itu adalah orang yang mempunyai standart yang berbeda dari kita.  Hanya saya terkadang  kita tidak paham dengan standarnya. Atau bahkan malah tidak ingin memahami standar orang lain dan ingin menarik orang lain dengan standar kita padahal orang lain mempunyai hak untuk mempunyai standar mereka sendiri. 

Tria memulai kepedulian terhadap ODMK melalui Griya Schizofren bersama para mahasiswa di Surakarta sejak 10 Oktober 2012. Griya berarti rumah, Sc-Social berarti komunitas sosial, Hi-Humanity memiliki arti bahwa komunitas dibangun karena rasa kemanusiaan, dan Fren-Friendly bermakna membangun prinsip persahabatan dengan ODMK. Griya Schizofren secara luas memiliki makna sebagai tempat anak muda menyalurkan jiwa sosialnya karena panggilan kemanusiaan dengan memegang prinsip kesetaraan (persahabatan) untuk Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). 

Griya Schizofren yang berlokasi di Jl. Awan No.34, RT.2/RW.21, Gulon, Jebres, Surakrta, Kota Surakarta, Jawa Tengah ini memang bukanlah tempat untuk menyembuhkan ODMK. Komunitas ini berusaha menjadi teman saat para ODMK sedang melewati fase-fasenya. Karena mereka yakin kalau ODMK bisa stabil dan beraktivitas normal di masyarakat asal rutin minum obat dan tidak ada sesuatu yang memicu jiwa mereka kembali terguncang. Peristiwa traumatis sering kali menjadi beban berat psikologis. Masalah yang sulit diselesaikan, adanya konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan terpendam, kesedihan mendalam, kehilangan, hingga kekecewaan menjadi faktor penyebab yang banyak ditemui pada ODMK.

Sesuai visinya, Griya Schizofren dibentuk sebagai wadah aktualisasi anak muda untuk berdampak menciptakan kehidupan masyarakat inklusi agar mereka lebih sadar pada kesehatannya dan peduli pula dengan orang lain.

Pada 2012, Griya Schizofren hanya beranggotakan 3 orang saja yaitu para pendirinya, tiga mahasiswi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS): Triana Rahmawati, Febrianti Dwi Lestari, dan Wulandari. Lalu tahun 2013 mereka memutuskan untuk menjadikan Griya Schizofren sebagai sebuah komunitas yang tersistem. Mereka pun mulai membuka relawan muda yang tersebar di Surakarta. Setelah lulus kuliah, Febri dan Wulan harus kembali ke Jakarta. Tria memutuskan untuk tetap melanjutkan gerakan sosial ini bersama para volunteer. 

Griya Schizofren

Sejauh ini sudah ada 200 ODMK yang terjaring baik di dalam maupun di luar Solo. Pendampingan ini juga melibatkan keluarga penderita ODMK. Para relawan yang mayoritas adalah mahasiswa datang ke Griya PMI Peduli Surakarta untuk mengisi ruang kesendirian para ODMK dengan mengajak mereka bercerita, bernyanyi, atau sekadar mendengarkan cerita yang kadang berhasil mencuri kepekaan nurani pendengarnya. Setiap volunteer hadir seminggu satu kali dan tidak lebih dari dua jam. Waktu tersebut dapat membangun kesadaran para relawan bahwa ODMK tetaplah manusia yang tidak perlu ditakuti, diolok-olok, apalagi dijauhi.


Kegiatan-kegiatan Griya Schizofren

Griya Schizofren juga selalu membuka pintu untuk siapa pun yang ingin membantu memberikan kehidupan layak bagi para ODMK secara materi. Misalnya, pada Desember 2017 dan Juni 2018 komunitas ini mengadakan "Rice Festival". Sebuah kegiatan festival kebaikan untuk berbagi secangkir beras bagi ODMK di Griya PMI Peduli. Kegiatan tersebut dilatar belakangi tingginya kebutuhan beras di Griya PMI yaitu sekitar 1,5 ton per bulan. Dengan hadirnya Rice Festival, diharapkan dapat meringankan beban PMI.

Griya Schizofren

Kegiatan pendampingan yang dilakukan Griya Schizofren antara lain bernyanyi, bercerita, dan menggambar, para ODMK juga melaksanakan olahraga pada jam-jam tertentu. Kegiatan keagamaan seperti mengaji dan salat Idulfitri berjamaah juga dilakukan di Griya PMI Peduli. Saat Iduladha, Griya PMI Peduli bersama Griya Schizofren melaksanakan kurban dan pembagian daging dibantu oleh ODMK. Kurban menjadi agenda untuk meningkatkan nutrisi dan protein hewani ratusan ODMK di Griya PMI Peduli.

Griya Schizofren bersama Cocopa Bucket melaksanakan workshop membuat gantungan kunci dan merajut bersama. Ini adalah salah satu bentuk ikhtiar agar para ODMK dapat kembali berkarya. Selain itu dapat membantu para ODMK yang bermasalah dengan ekonomi dengan membeli karya mereka. 

Griya Schizofren, FIM Solo Raya, Doing Project, dan Aktivis Peneleh melaksanakan kegiatan Kartini Celebration Days bersama Griya PMI Peduli Surakarta. Para ODMK diajak untuk mengikuti beberapa lomba seperti balap sarung, makan kerupuk, dan lomba bakiak. Mereka nampak begitu bahagia. Sama sekali tidak terlihat menakutkan atau membahayakan.

Griya Schizofren

Pada perayaan hari-hari besar, Griya Schizofren selalu mengajak ODMK untuk turut serta meramaikan. Contohnya, saat perayaan Hari Kemerdekaan mereka mengadakan lomba agustusan seperti lomba-lomba di kampung pada umumnya. Lalu, saat World Mental Health Day mereka melakukan pawai.

Di instagram @griya.schizofren juga banyak informasi tentang kegiatan Griya Schizofren. 


Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017

Triana beserta beberapa temannya menyadari bahwa para OMDK tidak bisa pulih kembali secara total. Namun bagaimanapun juga, para penderita ini tetap manusia yang harus tetap dimanusiakan. Berbagai upaya, semangat, serta perjuangan tanpa henti yang dilakukan Triana Rahmawati melalui Griya Schizofren inilah yang akhirnya mengantarkannya menjadi salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 untuk kategori kesehatan.

Griya Schizofren

Tria menceritakan bahwa sebelum menjadi salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, Tria merasa gerakannya tidak ada dampak yang terlihat, ada perasaan lelah, capek hingga suami Tria mendaftarkan Griya Schizofren pada tahun 2017. Tria tidak menyangka bahwa upayanya selama ini mendapatkan respon positif di masyarakat. Banyak orang yang mulai peduli terhadap ODMK. Banyak media, blogger yang mulai mempublikasikan Griya Schizofren ini secara tidak langsung mereka ikut membantu mengenal lebih jauh sosok ODMK dan lebih menggaungkan apa itu Griya Schizofren. 

ODMK juga manusia yang mempunyai hak untuk hidup berdampingan di masyarakat. 

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search