Halo Sobat Pembaca,
Kemarin
saya membaca sebuah status media sosial teman yang menampakan suhu udara di
daerahnya mencapai 40 derajat celcius. Tidak terbayangkan bagaimana panasnya
suhu udara di daerah tersebut. Tapi memang saya sendiri merasakan bahwa
akhir-akhir ini suhu udara sangat panas. Pukul tujuh pagi saja langit sudah
sangat cerah seperti pukul sembilan. Belum lagi kalau malam udaranya terasa
sangat panas dan membuat badan sangat mudah berkeringat.
Menurut
BMKG, hujan akan turun di bulan November. Ya, memang sangat berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Ada sebuah puisi almarhum Eyang Sapardi Eyang Damono
berjudul Hujan Di Bulan Juni. Kalau tahun ini, Juni tidak ada hujan sama
sekali. Terakhir saya fotoin hujan itu di bulan April. Saya ingat sekali saya
menunggu hujan di Kantor Balai Bahasa Jawa Timur sambil fotoin derasnya hujan
dan sampai bulan ini Oktober, musim kemarau masih betah untuk tinggal. Nah
sebagai pemuda Indonesia nih #MudaMudiBumi tentunya saya ingin turut andil
untuk melakukan tindakan yang dapat mengurangi atau menangani perubahan iklim
yang terjadi #UntukmuBumiku
Pola
musim yang berubah ini merupakan perubahan iklim yang mana perubahan dalam
kondisi cuaca rata-rata, perubahan pada komponen iklim, yaitu suhu, curah
hujan, kelembapan, evaporasi, arah dan kecepatan angin serta awan.
Perubahan
iklim memberikan dampak di berbagai sektor atau bidang, seperti:
- Kesehatan
Kasus Demam Berdarah dan malaria meningkat karena
naiknya suhu daratan pada masa transisi antarmusim. Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA)
dapat terjadi akibat kasus kebakaran hutan akibat kekeringan yang berlanjut
akan mengakibatkan gangguan pernapasan.
- Sumber Daya Air
Perubahan pola curah hujan dapat berdampak pada
berkurangnya ketersediaan air di permukaan dan penurunan kualitas air akibat
pekatnya polutan di air yang menurun kuantitasnya.
- Pertanian
Pergeseran musim hujan dan kemarau dapat
mempengaruhi pola masa (kalender) tanamn dan perunahan musim tanam. Perubahan
pola angin dapat menyebabkan penyebaran hama, terganggunya penyerbukan dan
pembuahan.
- Kelautan dan Perikanan
Perubahan pola angin dan gelombang tinggi dapat
menyebabkan nelayan gagal melaut. Perubahan kelembaban udara dapat menyebabkan
peningkatan keasinan air tambak dan mempengaruhi pola budi daya.
- Kehutanan
Peningkatan suhu dan perubahan pola hujan, seperti
kemarau panjang, dapat menyebabkan peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan
serta mengancam ketersediaan air.
Kalau
sudah terjadi perubahan iklim, ada dua tindakan yang bisa Sobat Pembaca
lakukan. Pertama, melakukan adaptasi untuk mengatasi akibat atau dampak
perubahan iklim. Kedua, melakukan mitigasi untuk mengatasi penyebab perubahan
iklim.
Tindakan
adaptasi adalah upaya mengatasi dampak perubahan iklim sehingga mampu
mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya. Menurut Intergoverment
Panel On Climate Change (IPCC) beberapa komponen kegiatan adaptasi
perubahan iklim, meliputi:
-
Atribusi komponen
perubahan iklim terhadap kegiatan sosial ekonomi dan biosfer
-
Kajian dan Studi
Dampak
-
Kerentanan
terhadap perubahan iklim
-
Kapasitas
adaptasi dan kajian ketahanan terhadap perubahan iklim.
Berbagai
usaha adaptasi yang bisa di lakukan masyarakat yaitu:
- Meningkatkan ketahanan tubuh
menghadapi pergeseran musim
- Membuat resapan biopori untuk
penanggulangan banjir
- Memperbaiki manajemen pengelolaan
air, termasuk sistem jaringan irigasi
- Bagi petani dapat menanam lebih
dari satu jenis tanaman (tumpang sari) dan menerapkan sistem irigasi
berselang dan melakukan efisiensi penggunaan air, seperti irigasi tetes
dan pemberian mulsa
- Bagi nelayan dapat dengan membuat
APO (Alat pemecah ombak), melakukan wanamina (gabungan antara hutan mangrove
dan budidaya ikan dan menguatkan kelembagaan nelayan untuk ketahanan
menghadapi perubahan iklim
Sobat
Pembaca, sementara tindakan Mitigasi adalah upaya untuk mengatasi penyebab
perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi atau meningkatkan
Gas Rumah Kaca (GRK) dari berbagai sumber emisi. Ada hal-hal kecil yang bisa
dilakukan tapi berdampak besar dalam mengurangi perubahan iklim yang dapat saya
ataupun Sobat pembaca lakukan dengan #BersamaBergerakBerdaya
Mitigasi
dengan Melakukan Penghijauan
Gemar
melakukan penghijaun seperti menanam pohon atau tanaman #TeamUpForImpact dengan
aneka jenis vegetasi ternyata akan memberi kontribusi yang sangat berarti bagi
perubahan iklim. Menanamn pohon selain mampu menyerap gas rumah kaca (GRK) juga
dapat memberi manfaat lain seperti memberi naungan dari terik matahari, sebagai
pelindung angin, dan menurunkan suhu lingkungan.
Pada
daun pepohonan akan terjadi fontosintesis, daun menyerap karbon di atmosfer
sekitarnya. Semakin banyak pohon, banyak juga GRK yang diserap. Karbondioksida merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya perubahan iklim lantaran gas ini
berperilaku sebagai GRK yang menyebabkan pemanasan global. Jadi ketika tanaman
atau pepohonan yang menghampar luas maka kosentrasi karbon yang diemisikan ke
atmosfer berkurang. Akibatnya, laju perubahan iklim atau pemanasan global
melambat.
Langkah
dalam melakukan penghijauan dapat dilakukan dengan cara:
- Menanami hutan yang gundul dengan
pepohonan
Hal
ini dilakukan sebagai perlindungan hutan yang di dalamnya terdapat flora dan
fauna yang perlu dilestarikan. Di musim kemarau seperti sekarang ini, banyak
hutan terbakar akibat kekeringan ataupun juga ulah manusia yang sengaja
membakar hutan untuk membuka lahan baru. Membakar hutan sembarangan akan
menjadikan kosentrasi karbondioksida di atmosfer bertambah, praktis suhu udara
secara global naik dan terjadi perubahan iklim.
- Menanam tanaman atau tumbuhan di
halaman rumah
Sobat
Pembaca, siapa yang suka menanam tanaman di rumah? Saya sangat suka menanam
tanaman, selain sebagai hobi atau mengusir kepenatan, menanam tanaman juga
berdampak pada upaya mengurangi GRK. Menanam bunga atau tanaman di halaman
tentunya akan memperindah halaman dan mempersejuk udara di sekitar rumah.
Lalu
bagaimana apabila jika halaman rumah sangat terbatas?
Sobat Pembaca dapat menanam tanaman di pot-pot yang dapat di letakan di teras rumah ataupun digantungkan di depan rumah.
Mitigasi
dengan Hemat Energi
Menghemat
energi yaitu mengurangi penggunaan listrik dan BBM. Apabila di siang hari,
lampu dapat dimatikan untuk menghemat energi, mencabut kabel apabila tidak
digunakan seperti cas gawai, kipas angin dan juga televisi.
Menghemat
energi dengan mengurangi menggunaan BBM bisa dengan membiasakan naik sepeda
saat bepergian. Sepeda adalah kendaraan yang sangat ramah lingkungan yang tidak
mengeluarkan gas buang ke atmosfer. Berbeda dengan mobil, sepeda motor, bus,
kereta api, kapal, dan pesawat terbang yang memberi peran sangat penting dalam
membuang polutan udara. Dengan mengayuh sepeda, selain tubuh menjadi lebih
bugar dan sehat jga mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan iklim atau pemanasan global.
“Yuk
share mimpi kamu terhadap isu perubahan iklim dan perlindungan hutan"
Post a Comment