Saturday 5 January 2019

Jangan Tanya Kapan Aku Punya Anak!


Di tulisanku kali ini aku gak akan review produk ataupun buku. Tulisan ini khusus aku tulis sebagai ungkapan hati seorang wanita. Ceileh...Haha...Aslinya sih pengen curhat..😂😂

Seperti kebanyakan pasangan-pasangan menikah lainnya, setelah menikah pasti keinginan terbesar adalah punya momongan. Begitu juga aku. Tapi terkadang keinginan tak sejalan dengan kenyataan. Seperti sebuah proyeksi di perusahaan, mimpi itu besar tapi kadang realisasi tak sesuai harapan. Duh, nulis proyeksi jadi ingat pekerjaan😁
Setelah menikah, orang pasti tanya, "Gimana sudah isi ta?" pasti ini tanyanya pasti gini. Awal-awalnya sih aku anggap itu pertanyaan umum. Wajarlah habis nikah ditanyai kapan punya anak. Sebenarnya kata tanya 'kapan' itu akan selalu tersemat di setiap perjalanan hidup. Dari saat masih jomblo ditanya kapan nikah? Setelah nikah ditanya kapan punya anak? Pas sudah punya anak ditanya kapan nih nambah lagi? Giliran anak-anak sudah besar ditanya kapan mantu? Nah kalau sudah mantu ditanya kapan punya cucu? Gak capek apa ya orang yang selalu tanya-tanya gitu pada kehidupan orang lain. Basa basi okelah itu wajar apalagi lama gak ketemu saling tanya. Tapi kalau orang yang tiap hari batang hidungnya nongol di depanku tanya-tanya terus rasanya pengen tak plester tuh mulut. Haha.. (Astagfirullah, istigfar)

Saat aku menulis ini, aku sudah menjalani pernikahan selama 1.606 hari. (Hitung sendiri ya berapa tahun😂) tapi Allah belum memberikan kami seorang anak. Kalau ditanya apa kami tidak pengen. Ya, pengen lah. Dan aku paling benci ditanya kayak gitu, "Gak pengen ta punya anak kayak si A loh baru nikah langsung punya anak?" Sumpah deh kalau ada yang tanya gini aku cuma berdoa semoga anak keturunannya punya anak banyak. Bisa saja aku mendoakan sebaliknya, tapi bukankah doa akan kembali pada pengucapnya?

Oke. Di tahun pertama menikah aku masih oke saja ditanya-tanya kapan punya anak. Tapi menginjak menikah tahun kedua dan ketiga, pertanyaan-pertanyaan itu sedikit demi sedikit menyakiti hati. Kalau kalian pernah merasakannya pasti tahu gimana tersiksanya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Bagaimana kamu bisa menjawab sebuah pertanyaan sedangkan kamu sendiri tidak tahu jawabannya kecuali Allah?

Saat lama menanti, orang datang silih berganti memberi resep agar aku segera dikaruniai buah hati. Dari kurma muda, obat herbal, vitamin natur E, Ever E, Folavit dan semacamnya. Dan aku sudah pernah coba semuanya. Tapi seberapa kuat kami mencoba kalau Allah belum menghendaki lalu kami bisa apa? Seperti jodoh, begitupun punya anak kalau Allah belum mentakdirkan sel telur bertemu dengan sperma lalu bagaimana? Hanya usaha dan doa yang selalu kami lakukan.

Saat ada teman atau tetangga baru nikah langsung hamil itu membuatku stres apalagi jika ada yang membanding-bandingkan aku dengan mereka. Pernah suatu kali ditanyain, "Masak kalah sama si B, baru nikah langsung punya anak. Kamu kapan?"
Tahu aku jawab apa?
"Alhamdulillah, mbak. Gak apa-apa lama menunggu nanti Allah langsung beri 2 sekaligus." dan langsung diem.

Itu baru salah satu pertanyaan, belum yang lain-lain.

"Mumpung masih umur segini, cepatlah punya anak. Nunggu apa lagi?"

"Kerja terus gak mikirin punya anak ya?"

"Buat apa sih kerja terus, gak punya anak gitu?"

"Keseringan rekreasi jauh-jauh, makanya sulit punya anak."  (hubungannya apa ya? Padahal aku sama suami rekreasi tuh hilangin stres loh, bulan madu)

Namanya juga manusia ya pasti emosi bisa saja tersulut sewaktu-waktu saat ada yang kepo tanya-tanya. Ada yang bahkan WA hanya tanya aku sudah hamil apa belum. Awalnya sih aku bales tapi karena keseringan akhirnya aku baca saja. Dan sepertinya sekarang aku diblock😂😂 aneh kan ya seharusnya aku yang block dia kan mengganggu ketentraman dunia perWAan😂 (kalau baca tulisanku ini jangan marah ya)

Bahkan ada yang bilang aku langsung kayak gini, "teman-teman loh kamu sudah pada punya anak, kamu kok gak punya anak sendiri." Dan itu bolak balik kayak gitu, ya akhirnya aku putuskan aku gak akan ke rumahnya lagi. Bukan memutus silaturahmi ya tapi aku hanya menjaga hati dan emosi. Setiap ada yang bahas masalah aku hamil, aku pasti nangis tapi aku gak bisa menangis di depan orang hanyalah suamiku yang sering banget melihat air mataku. Apalagi kejadian itu pas aku lagi menstruasi, emosi memuncak hanya bisa tersalur lewat tangisan. Dan saat itu aku ingat bahwa Allah sudah memberikanku suami yang sayang padaku yang harus aku syukuri.

Orang program hamil itu gak boleh stres. Kalau bisa selalu enjoy agar hormon yang dihasilkan juga baik. Jadi please, janganlah sering tanya kepada siapapun kapan punya anak apalagi untuk pasangan yang lama menanti buah hati. Sakitnya tuh di sini.. Jleb langsung di hati. Beneran deh, jadi jangan coba-coba kalau tidak ingin menyakiti hati temanmu.

Tapi Allah itu maha baik karena selain orang-orang kepo yang tanya terus kapan aku punya anak, Allah masih mempertemukanku dengan orang-orang baik yang selalu mendoakanku.
Ada keluarga yang selalu mendukungku, Pak Je, bosku di kantor dulu yang membawakan oleh-oleh serbuk kurma saat pulang umroh meskipun kadang beliau sering tanya juga kapan aku isi😂, ada keluargaku yang pulang dari tanah suci pada beri kurma muda, ada teman-teman yang memberikan vitamin gratis, dan juga Mas Imam teman yang kenal gara-gara urusin pajak, yang sekarang pindah dinas di Papua, terima kasih banyak sudah dikirimi rumput kebar dan kayu akwai. Langsung dikirim dari tanah Papua. Teman-teman penyemangat FLP Lamongan dan Pustaka Prana yang selalu membuatku lupa kesedihan. Dan mbak Friliya yang ada di ujung Ngawi. Hehe.. Teman curhat sekaligus peredam emosi. Dan sahabat-sahabat lainnya yang gak cukup disebutin satu-satu.

Jangan tanya kapan aku punya anak! Karena aku pun juga selalu bertanya sama Allah. Jadi tunggulah dulu Allah memberikan jawaban padaku baru setelah itu aku bisa menjawab pertanyaan kalian.

Di tulisan selanjutnya nanti aku akan menceritakan kegiatan-kegiatan apa saja yang aku lakukan sambil menanti buah hati. Dan untuk perjalanan program hamil dan proses-prosesnya akan aku tulis di judul yang lain. Dan aku bersyukur banyak sekali ilmu yang aku dapat selama program hamil.

Tunggu kisah selanjutnya....


2 comments:

  1. saya juga sering ditanya kapan nikah? sampai bosan dan akhirnya bodo amat lah dibilang perawan tua. wong itu semua hak Allah ngapain diributin?

    semangat ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iya mbk..
      Dulu waktu belum nikah ya ditanya-tanya kapan nikah. Giliran sudah nikah ditanya kapan punya anak.

      Delete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search