Sunday 5 August 2018

Review Novel Pride And Prejudice: Ketika Benci Jadi Cinta



"Aku tidak ingat kapan tepatnya, atau di mana, atau kejadiannya, atau kata-kata yang menjadi pemicunya. Itu sudah lama berlalu. Tiba-tiba saja aku sadar bahwa aku mencintaimu." (Mr Darcy)

Kutipan tersebut merupakan bagian dari novel Pride and Prejudice. Novel Pride and Prejudice karya Jane Austen ini adalah novel roman yang sangat terkenal bahkan sudah beberapa kali difilmkan. Novel ini adalah novel klasik Inggris abad ke 18. Sebelumnya aku sudah pernah baca novel ini tapi tidak tamat. Dan minggu kemarin karena harus menerima tantangan dari Reading Challenge FLP Jatim dengan tema buku Canon, aku akhirnya menghatamkan novel yang mempunyai tebal 588 halaman ini dengan waktu dua hari saja. Aku pikir gak mungkin bisa karena selain halamannya yang banyak banget, aku bacanya lewat aplikasi Perpustakaan Nasioal "Ipusnas". Sudah dapat dibayangkan gimana lelahnya mata mantengin hp terus. Tapi alhamdulillah, aku enjoy sekali mungkin karena pembawaan kisah dalam novel yang membuat penasaran.
Nah, pada kesempatan kali ini aku akan sedikit review novel Pride and Prejudice. Oke langsung saja aku mulai reviewnya.


Judul : Pride and Prejudice

Penulis : Jane Austen

Penerjemah : Berliani Mantili Nugrahani

ISBN : 978-602-7870-84-0

Jumlah Halaman : 588 Halaman

Penerbit : Qanita

Tahun Terbit: 2011

Ebook didistribusikan oleh Mizan Digital Publishing

Sinopsis Pride and Prejudice

Elizabeth Bennet dan Fitzwilliam Darcy sama sekali tidak cocok. Elizabeth menilai Mr. Darcy sebagai pria yang sok, angkuh, dan mengesalkan, sementara Mr. Darcy menganggap Elizabeth tidak anggun dan terlalu sering berprasangka.

Mereka saling bermusuhan, bahkan sering kali saling melontarkan sindiran pedas. Tapi kebencian mereka berangsur menjadi ketertarikan. Seiring berjalannya waktu, Elizabeth melihat sisi lain Fitzwilliam Darcy, bahwa dia bukanlah sekedar pria arogan seperti yang selama ini dia sangka.

Review Novel

"Faktanya adalah, kau sudah lelah menerima kesopanan, kehormatan, dan Perhatian yang berlebihan. Kau sudah muak dengan para wanita yang berbicara, memandang dan berusaha keras untuk mencari persetujuan darimu. Lalu aku datang, dan kau langsung tertarik karena aku sangat berbeda dari mereka." (Elizabeth Bennet)

Novel ini diawali tentang keluarga Mr. dan Mrs Bennet yang mempunyai 5 orang putri yang belum menikah. Dimulai dari yang tertua, Jane, Elizabeth, Marry, Catherine, dan Lydia.

Suatu hari, ada seorang bangsawan muda kaya bernama Mr Bingley yang menyewa Netherfield Park. Berita ini menyebar ke seluruh telinga masyarakat Hertfordshire. Tak terkecuali keluarga Bennet. Para orang tua berharap Mr. Bingley, pemuda kaya tersebut akan tertarik pada anak gadis mereka dan kemudian menikahinya. Mrs. Bennet pun pun berharap Mr. Bingley akan menyukai salah satu diantara lima putrinya. Keluarga Bennet berasal dari kalangan kelas sosial bawah.

Mr. Bingley bersama 2 saudara perempuannya dan seorang sahabatnya, Fitzwilliam Darcy, saat menghadiri pesta dansa di Meryton. Di antara semua gadis di pesta tersebut, Mr. Bingley paling tertarik kepada Jane. Mr. Bingley menyarankan Mr. Darcy untuk berdansa dengan Elizabeth.

“Dia lumayan, tapi tidak cukup cantik untuk membuatku terpikat; aku sedang malas beramah tamah dengan gadis-gadis yang tidak diminati oleh pria-pria lain.” (hal 20).

Dari komentar yang dilontaran Mr. Darcy, tanpa sengaja didengar oleh Elizabeth. Dan sejak saat itu, Elizabeth membenci Darcy dan selalu berprasangka buruk terhadap semua prilaku Darcy.

Di sinilah awal mula kebencian Elizabeth terhadap Mr. Darcy. Elizabeth tidak suka perangai Mr. Darcy yang angkuh dan sombong.
Bahkan semua orang di pesta tidak ada yang menyukainya.

Di lain hari, Elizabeth kemudian  berkenalan dengan Mr.Wickham di Meryton, seorang prajurit tampan yang ramah, dan langsung disukai banyak orang, berkebalikan dengan Mr. Darcy. Rupanya, Wickham mengenal Darcy. Mereka sudah saling mengenal sejak kecil karena almarhum ayah Wickham adalah pelayan di rumah keluarga Darcy. Wichkam bercerita kepada Elizabeth menjelek-jelekkan  Darcy. Dia mengatakan bahwa almarhum ayah Darcy menyayangi Wickham dan menganggapnya sebagai anaka sendiri, sehingga membuat iri Darcy. Dan membuat Darcy membenci Wichkam dan merebut hak warisan Wichkam yang diberikan ayah Darcy. Mendengar cerita Wichkam, semakin bertambah rasa benci Elizabeth pada Darcy.

Seperti pepatah mengatakan janganlah kamu sangat membenci orang karena bisa jadi suatu hari kamu mencintainya. Ya, memang benar dalam kisah ini seperti itu adanya. Perlahan-lahan Elizabeth dan Mr Darcy saling jatuh cinta.

Novel ini sebenarnya tidak hanya mengisahkan Mr Darcy dan Elizabeth tapi sekaligus mengisahkan tentang kisah cinta saudara-saudara Elizabeth tapi yang paling menonjol memang kisah cinta Elizabeth dan Mr Darcy.

Novel yang diceritakan dari abad ke delapan belas ini sangat detail menceritakan suasana Inggris pada waktu itu. Jane Austane berhasil membuatku membayangkan bagaimana megahnya pesta-pesta, perabotan-perabotan bahkan sifat-sifat gadis pada masa itu.

Kelemahannya dalam novel ini mungkin kisah yang begitu tebal dan terkadang ada kalimat-kalimat panjang. Dan tokohnya sangat banyak, bagiku itu membingungkan apalagi aku yang gak terlalu hafal dengan nama-nama tokohnya.

Oke sekian review dariku. Kalau penasaran seperti apa kisah lengkapnya, silahkan baca bukunya. Atau bagi peminat film bisa kok menikmati filmnya.

Ini novel keren...

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search