Sunday 18 March 2018

Sebuah Surat Untuk Matahariku


Dear Matahariku,

Suamiku, sebelum menjemput pagi aku selalu berdoa agar ketika aku membuka mata, kamulah orang pertama yang aku lihat. Aku hanya ingin kamu tetap di sini, tinggal di hati. Sampai Tuhan yang akan mengakhiri. Bukankah kita telah berjanji agar selalu beriringan kecuali Tuhan yang akan memisahkan.
Aku terkadang merasa takut jika ada bayangan wanita lain saat ku menatap matamu. Saat kamu merindukan wanita lain selain aku, istrimu. Entah itu wanita yang selalu kau temui di kantor tempat kerjamu atau wanita masa lalumu. Bukannya aku tak percaya, aku bahkan mencintaimu dengan apa adanya dirimu tak terkecuali masa lalumu tapi bukan berarti aku tak cemburu. Aku hanya manusia biasa yang tak sempurna. Aku terlalu meletakan semua harapan indahku kepadamu. Padahal berkali-kali kamu selalu bilang kalau semua harapan jangan letakkan pada manusia tapi pada Tuhan. Maaf jika aku terlalu mencintaimu hingga aku tak mengindahkan hal itu. Aku akan selalu memelukmu hingga kamu tak menghawatirkan jika aku tiba-tiba pergi meninggalkan hatimu. Karena aku akan selalu di sini, di sampingmu baik suka atau dukamu.
Suamiku, kamulah imanku. Peringatkan aku jika aku salah, bimbing serta cintai aku dengan nama Allah. Pernikahan ini seperti mengarungi bahtera lautan yang tak pernah lepas dari ombak yang ganas. Aku akan berada di sampingmu jika kapal yang kita tumpangi terhempas badai ujian bertubi-tubi, aku akan siap siaga menyelamatkan pernikahan ini. Bagiku, bersamamu membuatku menjadi wanita yang sempurna. Bersama-sama menghabiskan waktu dengan celoteh gurauanmu hingga diam-diam aku terkadang tersenyum sendiri tatkala ingat dirimu. Bahagia itu sederhana, Sayang. Bahagia itu jika kamu selalu ada di dekatku. Darimu aku belajar apa itu cinta, apa itu rindu. Aku akan selalu menjadi diriku sendiri, menjadi wanita yang pertama kamu kenal. Aku juga tidak akan menjadi wanita yang selalu kamu puja dan inginkan, tapi aku aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Aku akan menjadi penguat jika kamu lelah. Jadi pereda jika hatimu marah.
Suamiku, jadilah tempat yang paling nyaman untukku jika gelisah menyergapku. Sekarang tinggal bagaimana kau menjaga hatiku, seluruh jiwaku untuk selalu tetap bertahan di sisimu karena aku pun begitu akan selalu berusaha menjadi sejatimu selamanya. Dan dalam doa aku meminta pada Allah, semoga bahagiamu bersamamu takkan pernah menemui akhirnya. Karena di sepanjang tutur doaku, kubisikan pinta. Ya pinta kepada Tuhanku agar aku bisa mencintaimu tanpa harus melupakan-Nya.

Terima kasih telah menjadi suami yang baik untukku


Salam Sayang,
Istrimu

#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#ODOPharike-54

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search