Sunday 11 March 2018

RASA: Teman Masa Kecil

Andini berulangkali menengok ke arah pintu tokonya. Berharap lelaki yang diharapkannya datang lagi. Tapi sampai hari beranjak sore, lelaki itu tak muncul.

Andini yakin sekali bahwa lelaki bermata coklat yang mampir ke toko bukunya dua hari yang lalu adalah Satya. Teman masa kecilnya. Tapi Andini mulai ragu saat Satya tak mengenali dirinya.

Andini mengambil foto dari laci mejanya, tampak dua orang bocah duduk berdua di pematang sawah. Seketika senyum Andini mengembang.

"Satya, tunggu dong. Gak sabaran banget sih jadi orang. Berat nih! Ayla menurunkan tas besar di punggungnya. Sore ini mereka berencana berangkat untuk naik gunung. Harusnya mereka berkumpul di depan kampus, tapi Satya malah mengajaknya ke toko buku.

Satya tidak menggubris omelan Ayla. Satya malah tertawa melihat Ayla yang kelelahan karena berjalan dengan bawa tas besar. Gak tau kenapa Satya merasakan getaran aneh saat di dekat Ayla. Satya mencoba mengalihkan getaran itu dengan menggoda Ayla.

Dan di dalam toko buku, Andini tersentak saat mendengar nama Satya disebut. Dia buru-buru memasukan fotonya ke dalam laci kembali. Dia lalu segera pergi ke depan toko.

"Mau ambil buku Sejarah Orang Bugis ya, Kak?" tanya Andini seramah mungkin.

"Iya. Ternyata Mbak masih ingat dengan wajah saya." Satya langsung masuk ke dalam toko dan membuntuti Andini ke meja yang ada di sudut rak.
Sebelum diserahkan ke Satya, Andini cepat-cepat menyelipkan foto ke belakang halaman buku. Dia berharap Satya ingat siapa dirinya.

"Terima kasih, ya. Berapa harganya?" Satya meneliti sampul depan dan belakangnya.

"Maaf tadi yang atas plastiknya sedikit terbuka. Tapi saya jamin ini bukunya asli dan baru,"

"Oke. Tidak masalah kok bagi saya. Jadi berapa harganya?" Satya melihat ke arah Andini. Dan Satya teringat dengan wajah seseorang.

"Enam puluh lima ribu rupiah, Mas. " Andin tidak berani menatap Satya.

"Okk. Terima kasih ya." Satya memberikan uangnya ke Andini dan langsung pergi keluar. Dia tidak ingin Ayla menunggu terlalu lama. Tapi sebelum langkahnya keluar, Satya sempat melihat ke arah penjual buku. Dia terlihat menyunggingkan senyumnya.

Sementara itu, Ayla duduk di kursi depan toko sambil memeluk tas ranselnya. Sambil sesekali menengok jam tangannya.

"Satya, lo lama amat sih. Sudah jam berapa ini? Kita pasti sudah ditungguin teman-teman!" Sembur Ayla saat batang hidup Satya dilihatnya.

"Sudah selesai, Tuan Putri. Ayo ke bus." Satya meminta tas Ayla dan membawanya. Ayla membuntutinya dari belakang.

(Bersambung)

#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#ODOPharike-47
#Tantangan VII & VIII

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search