Friday 9 March 2018

RASA - Sebentuk Sayang

"Ay, gue cinta sama lo!"

Ucapan Satya membuat Ayla berhenti melangkah.

"Lo nembak gue, Sat?" Ayla tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Menurut lo?!" Satya memandang Ayla sambil cengar-cengir.

"Astaga, Sat! Lo nembak gue di depan pintu perpustakaan gini?"

"Ada yang salah?" Satya tersenyum jahil.

"Gak romantis banget!"

"Kan percobaan," jawab Satya seenaknya.

"Maksudnya? Lo gak lagi ngerjain gue kan, Sat?" Dan paras Ayla memerah saat sadar kalau Satya hanya bercanda.

Dan Satya cuma mengedipkan satu matanya dan berlalu masuk ke dalam perpustakaan. Ayla gak terima dengan perlakuan Satya memburu Satya ke dalam.

"Satyaa........Lo itu jahat ya!!!"

Husssttttt!!!

Ayla langsung diam karena semua mahasiswa yang ada di ruangan perpustakaan menatap ke arahnya dengan pandangan marah.

"Maaf." Ayla minta maaf sambil tersenyum menahan malu.

Satya cekikikan di sudut rak buku Sastra saat melihat tingkah Ayla. Ayla menatap Satya dengan pandangan dongkol. Dan berbalik keluar perpustakaan. Tapi belum selangkah, sebuah suara mengejutkan Ayla.

"Ayla......lo kemarin kemana sih? Lo tahu gue nungguin lo sampai lebaran monyet lo gak datang-datang!!"

"Rahmi, pelankan suara lo!!" Ayla melotot ke Rahmi yang berdiri tepat di tengah pintu.

"Bisa diam gak kalian. Ini perpustakaan bukan tempat jualan!!" Akhirnya petugas perpustakaan buka suara.
"Jangan berisik!"

"Maaf." Untuk kedua kalinya Ayla minta maaf. Dan secepatnya pergi sambil menarik tangan Rahmi untuk keluar perpustakaan.

"Lo tuh ya...bikin gue malu saja. Lo tahu gue habis malu gara-gara Satya dan sekarang lo nambah malu gue!"

"Lo sih kemarin kabur gitu saja. Kemana sih? Lo kan janji mau temenin gue ke mall. Kata Melky lo diculik sama Satya." Rahmi minta penjelasan sama Ayla karena kemarin Ayla tidak temeni dia untuk shopping.

"Maaf, Mi. Gue lupa kabari lo. Emang sih kemarin Satya minta temenin gue ke toko buku tapi cuma bentar. Pas gue balik ke kampus, nyokap telepon kalau kakak gue sudah pulang. Jadi disuru cepat-cepat balik. Maaf ya. Maukan maafin aku?" Ayla tersenyum cengengesan berharap sahabatnya itu mau memaafkannya.

"Gak apa-apa sih. Gue malah bersyukur lo gak datang kemarin. Lo tahu, gue kemarin habis jalan sama Melky," wajah Rahmi berbinar-binar saat menceritakan bagaimana sikap Melky terhadapnya.

" Lo suka sama Melky?"

" Sepertinya sih iya, Ay." Rahmi mengucapkannya dengan malu-malu.

"Eh, tadi barusan lo bilang kakak lo pulang ya? Yang dari Ausie itu? Yang cupunya minta ampun..!" Rahmi sengaja mundur selangkah saat mengatakan kalimatnya yang terakhir. Waspada kalau Alya ngejitak kepalanya saat dengar kakaknya dibilang cupu. Rahmi hanya sekali ketemu dengan kakaknya Ayla, itu pun saat dia menemani Ayla ke Bandara antar kakaknya berangkat kuliah di Ausie. Saat itu Ayla kelas satu SMA. Rahmi ingat betul bagaimana dandanan kakaknya Ayla waktu itu. Ganteng sih iya cuma kemeja hijau tosca dipadukan kacamata dan rambut klimisnya dibelah tengah membuat Rahmi benar-benar kaget kalau itu kakaknya Ayla. Ayla cewek yang cantik dan modis punya kakak se-cupu itu dan Rahmi tahu kalau Ayla selalu berusaha bela kakak tersayangnya itu mati-matian jika ada yang menyakitinya. Seperti kejadian beberapa tahun yang lalu saat mereka masih sama-sama duduk di bangku sekolah. Saat itu Ayla duduk di kelas tiga SMP sedangkan kakaknya akan lulus SMA.

Flash back

Udara sangat menyengat saat Ayla keluar dari gerbang sekolahnya. Pak Ayman, sopir yang menjemputnya belum juga kelihatan batang hidungnya. Ayla pergi ke toko di seberang jalan untuk beli minum. Tenggorokannya sudah benar-benar kering. Tapi saat akan menyebrang, Ayla melihat mobil melintas di depannya dengan kecepatan tinggi. Seketika Ayla shock, bukan karena dia hampir tertabrak tapi karena Ayla melihat di dalam mobil itu ada kakaknya. Dan wajahnya penuh darah.
Ayla urung untuk membeli minuman, dia menelepon Pak Ayman yang ternyata mobilnya mogok di tengah jalan. Ayla pun memutuskan naik taksi meski dicegah oleh Pak Ayman. Ayla tak peduli saat Pak Ayman meneleponnya berkali-kali. Yang dipikirannya hanya kakaknya saat ini.

Ayla membuntuti mobil yang membawa kakaknya itu. Ternyata mobil itu berhenti tepat di depan rumah. Ayla melihat kakaknya diseret keluar mobil dan diumpat dengan kata-kata kotor.

"Hey, pecundang.. sampai kapanpun lo gak akan pernah bisa saingi gue. Lo tahu, Bintang selamanya milik gue. Jadi jangan coba-coba lo mendekatinya!!" Setelah puas memaki-maki kakaknya, cowok yang usianya tak jauh dari kakaknya masuk ke dalam mobil. Dan meluncur pergi meninggalkan kakaknya yang ambruk di depan pagar. Ayla masih melihat ada seorang cewek di dalam mobil tersebut mengawasi kakaknya dengan pandangan sedih.

Buru-buru Ayla membantu kakaknya masuk ke dalam rumah. Ayla hati-hati memapah kakaknya ke ruang tengah. Dia menghela napas lega saat tahu orang tuanya belum ada yang pulang, setidaknya Ayla bisa terhindar sementara dari rentetan pertanyaan tentang kakaknya.

"Mbok, Ti. Tolong ambilkan minum untuk Kak Arga ya!" Sementara Arga rebahan di sofa, Ayla mengambil kotak P3K.

"Den, ini minumnya. Den Arga kenapa?!"
Mbok Ti terkejut saat melihat kondisi anak majikannya itu tapi dia tidak berani bertanya lebih jauh karena Arga hanya meringis kesakitan.

"Kenapa sih kakak gak balas kelakuan teman kakak itu. Siapa namanya tadi? Bastian? Lihat saja nanti kalau ketemu aku plintir-plintir tangannya. Enak saja pukulin kakakku yang ganteng ini!" Ayla bersungut-sungut emosi sambil mengobati luka pada dahi Arga.

"Gila kamu, Ay. Pelan-pelan, sakit tahu!!" Arga sengaja mencet hidung Ayla agar Ayla berhenti menekan-nekan obat merah ke lukanya.

"Kakak apaan sih!?" 
Ayla melompat menjauh dari jangkauan kakaknya sambil menggosok-nggosok hidungnya yang sakit. Dan detik berikutnya Ayla tersenyum.

"Kenapa senyum-senyum gitu lihat aku? Aku tahu, kamu mau bilang kakak kamu ini kakak yang paling ganteng kan?" 

"Memang sih ku akui kakakku satu-satunya ini memang ganteng tapi dandanan Kak Arga enggak banget....jadul banget, Kak!!" Protes Ayla.

"Yang penting itu bukan terlihat penampilannya yang keren tapi ini yang harus keren...," Arga menyentuh kepalanya dngan telunjuknya.

Kak Arga memang cerdas otaknya, nilai rapornya aja tak pernah ada angka merah tapi kalau cupu kayak gitu mah dibodohi terus sama teman-temannya. Dumel Ayla dalam hati.

Sejak kejadian siang itu, besoknya Ayla nekat ke sekolah kakaknya hanya untuk memberi pelajaran kepada Bastian. Ayla sengaja ijin pulang lebih awal ke gurunya karena alasan sakit, padahal dia ingin menemui Bastian.

Ayla sudah sampai di depan SMA Taruna saat waktu menunjukan pukul satu siang. Sengaja dia menunggu lebih awal di depan gerbang untuk mencegat Bastian pulang. Dan tak lama setelah Ayla menunggu, Motor gede Bastian keluar dari gerbang dengan seorang cewek di sadel belakangnya.

"Berhenti!!!" Teriak Ayla yang tiba-tiba berdiri di depan motor Bastian.

"Eh, cewek gila. Ngapain lo halangi gue. Minggir!!" Bastian marah karena ada yang berani menghadangnya.
Sebaliknya dari minggir, Ayla malah menghampiri Bastian dan mencekal lengannya supaya Bastian turun dari motornya.

Plaakkk!!!

Satu tamparan hebat mendarat di pipi kiri Bastian. Hal itu membuat Bastian naik darah. Tidak satupun yang berani melawan Bastian di sekolahnya tapi ini seorang cewek SMP berani menghinanya di depan umum.

"Jangan sekali-kali lo sakiti kakak gue lagi. Gue tak segan-segan melakukan hal yang lebih dari ini jika lo masih ganggu kehidupan kakak gue!!" ancam Ayla.

Bastian merasa tertantang untuk meladeni Ayla. Didorongnya Ayla ke gerbang dngan tubuhnya, tubuh Ayla dihimpit hingga wajah mereka berdekatan dan sebelum sempat bibir Bastian menyentuh bibir Ayla, sebuah tonjokan bersarang di wajah Bastian. Dan seketika Bastian tahu siapa kakak yang di maksud oleh cewek itu.
Arga memukuli Bastian membabi buta hingga Bastian tak sempat balas serangan Arga. Bintang, seorang cewek yang duduk diboncengan Bastian tadi berusaha melerai perkelahian mereka. Dan kejadian itu pun sampai ke telinga kepala sekolah hingga Bastian dan Arga kena skors selama tiga hari. Tidak hanya itu, Arga diledek teman-temanya karena dianggap tidak berani melawan Bastian sendiri hingga dia menyuruh adiknya menghadang Bastian.Karena malu, Arga marah sama Ayla.

Ayla menyesal telah mengambil tindakan bodoh itu yang akibatnya kakaknya marah padanya. Tapi setidaknya Ayla tahu bahwa kakaknya tak selemah yang dia bayangkan. Dan kakaknya tak membiarkan dirinya disakiti oleh siapa pun.

***
"Ayla, lo gak marah kan sama gue?" Rahmi bertanya hati-hati saat melihat Ayla bengong. Sadar dari lamunannya, Ayla tersenyum jahil ke arah Rahmi,

"Lo sih belum ketemu kakak gue sekarang. Jangan sampai berpaling dari Melky ya kalau lo sudah ketemu Kak Arga."

Ucapan Ayla membuat Rahmi bingung. Sebenarnya Ayla juga bingung saat pertama kali bertemu kakaknya setelah empat tahun tidak bertemu. Kakaknya terlihat keren dan jauh lebih modis. Tak hanya penampilannya yang berubah, tapi sikapnya juga. Arga terkesan cuek kepada siapa saja apalagi terhadap Ayla. Benarkah Arga masih marah saat kejadian empat tahun lalu, saat Ayla membalas dendam terhadap Bastian yang membuatnya dijuluki sebagai pecundang yang harus dibela sama adik perempuannya?


(Bersambung)


#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#ODOPharike-45
#Tantangan VII & VIII

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search